Friday, September 12, 2025

Ketika Agama Membeku: Seruan Mun’im Sirry untuk Berpikir Bebas

Agama sejatinya hadir sebagai cahaya yang membebaskan, bukan belenggu yang membatasi. Namun dalam sejarah panjang peradaban, agama kerap direduksi menjadi sekadar kumpulan doktrin kaku, ritual yang beku, atau simbol-simbol yang kehilangan ruh. Inilah yang dikritisi oleh Mun’im Sirry dalam gagasannya Think Outside The Box—sebuah ajakan berani untuk membebaskan agama dari penjara konservatisme.

Berpikir di luar kotak berarti membuka ruang refleksi kritis, tanpa harus meruntuhkan fondasi iman. Konservatisme sering kali memenjarakan agama dalam tafsir tunggal, menutup kemungkinan dialog dengan zaman, dan mengabaikan kompleksitas realitas sosial. Mun’im Sirry mengingatkan bahwa agama harus terus hidup, tumbuh, dan berdialog dengan konteks. Iman yang sehat tidak anti-kritik, justru menguat ketika diuji oleh pertanyaan-pertanyaan segar.

Pendekatan ini bukan sekadar upaya intelektual, tetapi gerakan spiritual untuk memurnikan agama dari belenggu ideologisasi yang sempit. Kita diajak melihat agama bukan hanya sebagai warisan masa lalu, tetapi sebagai energi transformatif yang mampu memberi jawaban atas persoalan kemanusiaan modern.

Membebaskan agama dari penjara konservatisme bukan berarti menolak tradisi, melainkan menyelamatkannya dari kebekuan. Ini adalah panggilan untuk terus menggali makna, menantang kemapanan berpikir, dan membiarkan agama kembali pada fungsinya yang hakiki, menjadi jalan pembebasan, pencerahan, dan rahmat bagi semesta.

Bagaimana menurut Anda, apakah agama di sekitar kita masih mampu memberi jawaban atas persoalan zaman, atau justru terjebak dalam formalitas? Tinggalkan pendapat Anda di kolom komentar, mari bersama-sama belajar berpikir di luar kotak, agar agama kembali menjadi sumber inspirasi, bukan sekadar aturan tanpa jiwa.

No comments:

Post a Comment