Tuesday, April 14, 2020

CORONAVIRUS DISEASE 2019 DAN KEMANUSIAAN

Sumber : Arsip PC7
Masih sangat segar diingatan kita sejak pertama kali Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) muncul dan mewabah di Wuhan, China. Awal munculnya wabah ini dianggap hanya virus biasa sampai akhirnya terdeteksi sebagai jenis virus yang mematikan dan belum ada penangkalnya. 

Disinilah cerita ini bermula, semua orang memberikan respon yang berbeda, ada yang biasa-biasa saja, ada yang kaget, bahkan ada yang panik, hingga akhirnya cerita ini mendunia dan menjadi ancaman yang menakutkan di seluruh dunia.

Ketakutan itu wajar dan sangat berdasar tatkala kita menyaksikan Coranavirus Disease semakin menggila di seantero  dunia. Berdasarkan data yang dirilis di website covid19.kemkes.go.id pada tanggal 12 April 2020 bahwa jumlah kasus terkonfirmasi secara global adalah 1.696.588, meninggal 105.952 (CFR 6,2%), Negara yang terjangkit sebanyak 212 dan 181 Negara transmisi lokal. Untuk Indonesia jumlah orang yang diperiksa sebanyak 27.075, Positif Covid-19 sebanyak 4.241, Sembuh dari covid-19 sebanyak 359, meninggal karena covid-19 sebanyak 373, dan negatif covid-19 sebanyak 22.834.

Kondisi seperti ini, membuat negara yang sekelas Amerika Serikat pun dan sejumlah negara Eropa Barat ikut tertimpa masalah ekonomi, sosial dan keamanan pada tingkat kritis yang paling tinggi dan sekaligus meletakkan negara-negara besar dan kuat tersebut berada pada titik nadir kedaruratan yang sangat menyengsarakan dan menakutkan.

Muhsin Labib disalah satu tulisannya menyatakan bahwa salah satu indikasi ketakutan dan kecemasan manusia adalah menelan dan mempercayai semua informasi yang bertajuk Coronavirus Disease tanpa melakukan seleksi dan verifikasi. ketakutan itu terus merambah ke masyarakat karena penyebaran informasi yang abal-abal atau hoax di media sosial.

Dengan kondisi demikian, siapakah yang akan kita salahkan? Menteri BUMN Erick Thohir mengajak semua lapisan masyarakat saling bergotong royong dan berhenti saling menyalahkan di tengah wabah Coronavirus yang melanda negeri kita, Indonesia. Saatnya kita semua gotong royong, saling membantu dan sama-sama mencari solusi atas masalah yang kita hadapi, berhentilah mengeluh dan mengkritisi dan mencari kelemahan satu sama lain karena wabah ini.

Banyak saudara kita yang menghadapi kesulitan dan sedang berjuang  melawan wabah Coronavirus yang telah menimpa mereka. Bagi kita yang sehat dan baik-baik saja, maka teruslah bersyukur kepada Allah SWT. Doa dan harapan kepada Allah SWT. memang menjadi senjata ampuh menghadapi berbagai masalah, termasuk wabah Coronavirus ini. Perlu diingat bahwa berdoa dan harapan itu hanya akan terkabul jika dibarengi dengan ikhtiar atau usaha. Teruslah mengikuti anjuran protokol kesehatan dengan tetap menjaga kebersihan dan kesehatan diri dan tempat tinggal kita. berusahalah agar kita dan keluarga kita terhindari dari wabah ini. 

Mari kita mulai dari diri kita dan keluarga kita agar bisa membiasakan hidup bersih menuju Indonesia yang bersih dari wabah Coronavirus ini. yakin bahwa Viruscorona ini bisa disembuhkan.

Sosiolog, Dr. Craig Considine menjelaskan, Nabi Muhammad SAW. telah memberi contoh, pentingnya usaha selain doa. ia merujuk pada salah hadis yang diceritrakan Anas bin Malik. Hadis ini berderajat hasan namun sangat relevan dengan kondisi uamt Islam.
قاَلَ سَمِعْتُ أَنَس بْنَ مَالِكٍ, يَقُوْلُ قَالَ رَجُلٌ يَارَسُوْلَ اللّه أَعْقِلُهَا وَأَتَوَكَّلُ أوْ أُطْلِقْهَا وَأَتَوَكَّلُ قَالَ "اعقِلْهَا وَتَوَكَّلْ".

Artinya:
Anas bin Malik menceritakan seorang laki-laki yang berkata, ya Rasulullah, apakah aku harus mengikat untaku dan bertawakkal pada Allah SWT. atau melepaskannya dan bertawakkal kepada Allah SWT. Rasulullah SAW. berkata, Ikat untamu dan bertawakkallah kepada Allah SWT. (HR. At-Tirmidzi)

Menurut Dr. Considine bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW. memotivasi umatnya agar selalu berharap dan meminta pertolongan kepada Allah SWT. namun seseorang harus berusaha demi kesehatan, keselamatan dan kondisi yang lebih baik. Doan dan usaha akan berdampak baik pada seseorang dan lingkungan sekitarnya.

Semoga Wabah Coronavirus ini segera sirna, agar kita bisa beribadah dengan khusu' di bulan suci Ramadhan yang akan datang dan kembali beraktifitas seperti sediakala. amin ya rabbal alamin

Sumber Bacaan:
  1. https://covid19.kemkes.go.id/situasi-terkini-perkembangan-coronavirus-disease-covid-19-13-april-2020/#.XpU2I_0zbIU
  2. https://kumparan.com/abdul-rivai-ras/corona-meluluhlantakkan-dunia-1tBrrOGBAUP
  3. https://muhsinlabib.com/virus-kecemasan-dan-virus-corona/
  4. https://news.detik.com/berita/d-4947363/tak-hanya-doa-ini-ajaran-rasulullah-saw-hadapi-wabah-serupa-virus-corona
  5. https://news.detik.com/kolom/d-4924668/virus-corona-dan-titik-kritis-manusia
Oleh:
NURDIN ZAINAL
nurdinzainal@gmail.com
Dosen IAI As'adiyah Sengkang

2 comments:

  1. Bgmna dengan daerah yg msih zona hijau tapi dilarang shalat Jumat berjamaah?

    ReplyDelete
  2. mengikuti konsensus ulama dan anjuran pemerintah.

    ReplyDelete