Thursday, April 30, 2020

BERBUKA DITENGAH PANDEMI

Salah satu ciri khas bulan suci ramadhan adalah berbuka puasa bersama yang dilakukan di masjid maupun di tempat-tempat lainnya. Menyegarakan berbuka merupakan anjuran dan utama dilakukan bagi orang yang berpuasa dengan salah satu hikmah bahwa tubuh yang telah seharian menahan lapar dan dahaga dapat langsung menikmati hidangan berbuka tanpa penambahan waktu lagi. Menahan berbuka, dikhawatiran akan menganggu kesehatan tubuh yang dalam perspektif syariat hanya bisa bertahan sampai terbenamnya matahari. oleh sebab itu, berbuka adalah hal yang menjadi perhatian besar dalam proses ibadah puasa.

Rasulullah Saw juga menganjurkan berbuka puasa dengan yang manis-manis. Memakan buah buah-buah atau kue manis sebagai pembuka dalam berbuka puasa dapat menambah kesehatan tubuh dan menstabilkannya karena keseharian tidak mengkonsumsi apapun. Sebaliknya, dengan memakan makanan yang keras atau makanan berat, maka pencernaan dalam tubuh akan kewalahan dan tidak mampu mencerna secara berlebihan makanan tersebut. Sehingga orang yang biasanya memakan makanan berat ketika berbuka dikhawatirkan tidak mampu lagi untuk menunaikan ibadah-ibadah sholat.

Berbuka puasa bersama yang selama ini dilakukan memang mengandung beberapa manfaat antara lain: Secara personal adalah sebuah kesempatan untuk memperoleh pahala memberi makan orang yang keleparan. Sedangkang secara sosial adalah sebuah membentuk dan merajuk persatuan dan kesatuan ummat Islam. Dengan berbuka puasa bersama, maka akan terlihat kesatuan umat Islam yang bersama-sama menunggu waktu berbuka dan bersama-sama berbuka puasa.

Keutamaan memberi makan dan ancaman bagi orang yang enggan memberi makan disampaikan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya dalam QS. Al-Maun: 1-3 Sebagai berikut:
أَرَءَيۡتَ ٱلَّذِي يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ فَذَٰلِكَ ٱلَّذِي يَدُعُّ ٱلۡيَتِيمَ وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلۡمِسۡكِينِ  
Terjemahnya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?  Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
Sedangkang dalam hadis, Rasulullah Saw bersabda:
من فطر صائما كان له مثل اجره غير انه لا ينقص من اجر الصائم شيئا
Artinya: Siapa yang memberi orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.
Lalu kemudian, berbuka di tengah pandemi covid-19 hanya bersama-sama dengan keluarga inti mengurangi kesempatan beramal dan melenyapkan nikmat berbuka puasa, tidak. Sesungguhnya berbuka di tengah pandemi covid-19 hanya bersama dengan keluarga ini tidak mengurangi kenikmatan berbuka dan kesempatan untuk mendapatkan pahala melalui makanan berbuka masih ada.

Kesempatan mendapatkan pahala melalui makanan berbuka di tengah pandemi covid-19 adalah dengan cara memberikan sebagian sajian buka puasa kita kepada tetangga-tetangga terdekat. Inilah yang biasa dilakukan oleh orang tua kita terdahulu. Dan penulis masih menyaksikannya di kampung penulis begitu pula di Pulau Salebbo Kab. Pangkep tempat tugas penulis beberapa tahun lalu. "Sudah menjadi kebiasaan masyarakat ketika menjelang waktu berbuka membagi-bagikan sajian buka puasanya kepada tetangga. Sehingga saat berbuka yang tersaji sebagian menu buka puasa beraneka ragam, dan sungguh inilah tradisi yang sangat bagus dimunculkan kembali di tengah pandemi covid-19." Semoga kita bersama-sama mampu meneladani budaya orang tua kita dahulu. amin

Sumber Bacaan:
  1. Al-Qur'an dan Terjemahnya
  2. Sunan AtiTirmidzi
Oleh :
TARMIZI TAHIR
Pembina Ma'had Aly
dan Dosen IAI As'adiyah Sengkang

No comments:

Post a Comment