Tuesday, April 28, 2020

MADRASAH RAMADHAN "KETELADANAN SAYYIDAH MARYAM AS"

Salah satu perempuan agung yang Nabi Muhammad Saw sebutkan dalam hadisnya adalah Sayyidah Maryam as. Kemuliaan dan keistimewaannya sudah tidak dapat diragukan lagi. Saking mulianya hanya dia perempuan yang namanya dijadikan nama surah dalam Al-Qur'an al-Kariem.

Sayyidah Maryam as merupakan putri dari Imran bin Saman dan ibunya bernama Hannah keduanya yang berasal dari keturunan dari Bani Israil. Ayahanda Sayyidah Maryam as adalah seorang nabi kaum Bani Israil dan Imam besar Baitul Maqdis. Suatu hari Imran bermimpi dikaruniai seorang anak laki-laki yang memiliki ciri-ciri dapat menyembuhkan penyakit yang tidak bisa disembuhkan, menghidupak orang mati dan diangkat seorang nabi di tengah Bani Israil.

Lalu kemudian mimpinya tersebut ia ceritakan kepada istrinya. Hannah, terkejut mendengar cerita mimpi suaminya. Dari cerita sang suami akhirnya mendorongnya bernadzar kepada Allah, jika mimpi tersebut terwujud, maka dia akan menjadikan putranya sebagai pelayan di Baitul Maqdis. Nadzar tersebut diabadikan di dalam QS. Al-Imran: 35
إِذۡ قَالَتِ ٱمۡرَأَتُ عِمۡرَٰنَ رَبِّ إِنِّي نَذَرۡتُ لَكَ مَا فِي بَطۡنِي مُحَرَّرٗا فَتَقَبَّلۡ مِنِّيٓۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ 
Terjemahnya: (Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Setelah sekian lama belum dikaruniai seorang anak. Akhirnya, Allah Swt. mewujudkan harapan mereka untuk memiliki anak, dan dengan kebesaran-Nya Hannah pun hamil dan jani yang berada di rahimnya tumbuh kembang dengan sehat. Imran dan Hannah menanti kehadiran sang buah hati dengan penuh harap dan cemas. Namun, Hannah tidak menyangka akan mendapatakan ujian besar di saat penantian kelahiran sang buah hati tercinta. Imran, suaminya meninggal dunia sebelum kelahiran sang buah hatinya.

Sepeninggal sang suami, Hannah dirundung kesedihan atas kepergian suaminya yang tercinta. Ia sadar bahwa anaknya adalah hasil dari buah cinta dengan Imran, mendorongnya untuk kuat dan tegar demi menjemput kelahiran sang buah hati.

Waktu melahirkan pun tiba. Kerabat keluarga telah berkumpul dan mempersiapkan segala kebutuhan persalinan. Hannah berjuang melahirkan sang buah hati tanpa kehadiran suami tercinta dan akhirnya lahirlah sang buah hati mungil. Suara tangis bayi pun pecah.

Setelah mengetahui bahwa anak yang dilahirkan adalah seorang perempuan, Dia tampak sedih sekali. Karena berdasarkan mimpi suaminya bayi yang akan lahir seharusnya anak laki-laki dan karena mimpi tersebut ia bernazar untuk menghadiahkan anaknya menjadi pelayan di Baitul Maqdis, "Tuhanku, aku menginginkan seorang anak laki-laki agar aku dapat menepati janjiku untuk menjadikannya pelayan rumah suci-Mu, Baitul Maqdis. Dengan hal itu aku dapat bersyukur kepada-Mu dan mendapat keridhaan-Mu.

Allah berfirman di QS. Al-Imran: 36
فَلَمَّا وَضَعَتۡهَا قَالَتۡ رَبِّ إِنِّي وَضَعۡتُهَآ أُنثَىٰ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا وَضَعَتۡ وَلَيۡسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلۡأُنثَىٰۖ وَإِنِّي سَمَّيۡتُهَا مَرۡيَمَ وَإِنِّيٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ  
Terjemahnya: Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk".
Sebagai seorang ibu, Hannah kebingungan melahirkan seorang anak perempuan yang ia sangat yakin bahwa seorang anak perempuan sangat berbeda dan tidak sekuat dengan anak laki-laki. tentu untuk menjadi seorang pelayan tempat ibadah harus kuat dan dapat merawat rumah ibadah dengan baik. Tekadnya sudah kuat, ia tidak dapat menentang ketentuan Tuhan. Dia harus menerima takdir dan menghadiahkan anaknya untuk menjadi pelayan Baitul Maqdis.

"Maryam", adalah nama yang diberikan Hannah kepada anaknya dengan harapan sang putri akan menjadi orang yang sangat bertaqwa dan ahli ibadah. Maryam adalah sebuah nama dalam bahasa Aram, yang asalnya Mary Ama. Mary artinya Tuhan.  Ama semakna dengan amatun (dalam bahasa Arab) artinya hamba perempuan. Nama Mary Ama memiliki arti hamba (perempuan) Tuhan.

Sayyidah Maryam as menjalani kehidupan masa kecilnya bersama ibundanya dalam sebuah keluarga yang mulia, hingga dia berusia lima tahun, lantas sang ibu membawanya dan menyerahkannya ke haikal (rumah Allah) sebagaimana yang telah di nazarkan sebelumnya. ini adalah untuk pertama  kalinya sekaligus menjadi yang terakhir kalinya seorang perempuan menjadi pelayan yang berkhidmat di rumah ibadah. Karena ayah Maryam telah meninggal sehingga harus ada orang yang mengurusinya selama di rumah ibadah, maka dilakukan pengundian dan keluarlah nama Zakariyah, suami kakak Maryam, Elizabeth.

Baca juga : PEREMPUAN TELADAN SAYYIDAH KHADIJAH AL-KUBRO AS

Sayyidah Maryam as tumbuh besar dibawah naungan bimbingan dan kasih sayang Nabi Zakariyah as dan istrinya. Beliau telah melewati tahapan-tahapan kesempurnaan jasmani dan rohani sampai siap untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Beliau tenggelam dalam kenikmatan ibadah sampai-sampai Ibnu Abbas dalam menggambarkan ibadahnya meyatakan bahwa pada usia sembilan tahun, hari-harinya dipenuhi dengan ibadah puasa, sementara malam-malanya diisi dengan sholat dan munajat kepada Sang Mahakuasa. Sayyidah Maryam as. memiliki berbagai keramat dan kelebihan yang dianugerahkan Allah Swt. kepadanya.

Di dalam Al-Qur'an banyak disebutkan keagungan dan keteladan Sayidah Maryam as :
QS. Al-Imran: 37
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٖ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنٗا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّاۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيۡهَا زَكَرِيَّا ٱلۡمِحۡرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزۡقٗاۖ قَالَ يَٰمَرۡيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَاۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ  
Terjemahnya: Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.
QS. Al-Imran: 42-43
وَإِذۡ قَالَتِ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَٰمَرۡيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰكِ وَطَهَّرَكِ وَٱصۡطَفَىٰكِ عَلَىٰ نِسَآءِ ٱلۡعَٰلَمِينَ يَٰمَرۡيَمُ ٱقۡنُتِي لِرَبِّكِ وَٱسۡجُدِي وَٱرۡكَعِي مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ  
Terjemahnya: Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'.
QS. Al-Imran: 45-46
إِذۡ قَالَتِ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَٰمَرۡيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٖ مِّنۡهُ ٱسۡمُهُ ٱلۡمَسِيحُ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ وَجِيهٗا فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِ وَمِنَ ٱلۡمُقَرَّبِينَ وَيُكَلِّمُ ٱلنَّاسَ فِي ٱلۡمَهۡدِ وَكَهۡلٗا وَمِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ  
Terjemahnya: (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh".
QS. Maryam: 18-26
قَالَتۡ إِنِّيٓ أَعُوذُ بِٱلرَّحۡمَٰنِ مِنكَ إِن كُنتَ تَقِيّٗا قَالَ إِنَّمَآ أَنَا۠ رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَٰمٗا زَكِيّٗا قَالَتۡ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَٰمٞ وَلَمۡ يَمۡسَسۡنِي بَشَرٞ وَلَمۡ أَكُ بَغِيّٗا قَالَ كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٞۖ وَلِنَجۡعَلَهُۥٓ ءَايَةٗ لِّلنَّاسِ وَرَحۡمَةٗ مِّنَّاۚ وَكَانَ أَمۡرٗا مَّقۡضِيّٗا ۞فَحَمَلَتۡهُ فَٱنتَبَذَتۡ بِهِۦ مَكَانٗا قَصِيّٗا فَأَجَآءَهَا ٱلۡمَخَاضُ إِلَىٰ جِذۡعِ ٱلنَّخۡلَةِ قَالَتۡ يَٰلَيۡتَنِي مِتُّ قَبۡلَ هَٰذَا وَكُنتُ نَسۡيٗا مَّنسِيّٗا فَنَادَىٰهَا مِن تَحۡتِهَآ أَلَّا تَحۡزَنِي قَدۡ جَعَلَ رَبُّكِ تَحۡتَكِ سَرِيّٗا وَهُزِّيٓ إِلَيۡكِ بِجِذۡعِ ٱلنَّخۡلَةِ تُسَٰقِطۡ عَلَيۡكِ رُطَبٗا جَنِيّٗا فَكُلِي وَٱشۡرَبِي وَقَرِّي عَيۡنٗاۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ ٱلۡبَشَرِ أَحَدٗا فَقُولِيٓ إِنِّي نَذَرۡتُ لِلرَّحۡمَٰنِ صَوۡمٗا فَلَنۡ أُكَلِّمَ ٱلۡيَوۡمَ إِنسِيّٗا  
Terjemahnya: Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa". Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci". Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!" Jibril berkata: "Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan".  Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan". Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,  maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini".
QS. Maryam: 28-32
يَٰٓأُخۡتَ هَٰرُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ ٱمۡرَأَ سَوۡءٖ وَمَا كَانَتۡ أُمُّكِ بَغِيّٗا فَأَشَارَتۡ إِلَيۡهِۖ قَالُواْ كَيۡفَ نُكَلِّمُ مَن كَانَ فِي ٱلۡمَهۡدِ صَبِيّٗا قَالَ إِنِّي عَبۡدُ ٱللَّهِ ءَاتَىٰنِيَ ٱلۡكِتَٰبَ وَجَعَلَنِي نَبِيّٗا وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيۡنَ مَا كُنتُ وَأَوۡصَٰنِي بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّكَوٰةِ مَا دُمۡتُ حَيّٗا وَبَرَّۢا بِوَٰلِدَتِي وَلَمۡ يَجۡعَلۡنِي جَبَّارٗا شَقِيّٗا  
Terjemahnya: Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina", maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?"  Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
Itulah keagungan Sayidah Maryam as dan kedudukannya yang tinggi di sisi Allah Swt. telah mendatangkan berbagai mukjizat dan pertolongan dari-Nya. Keagungan dan kemuliaan ini di dapat Sayyidah Maryam as karena usaha dan kecintaannya kepada Allah Swt. Rahim yang suci telah menjadi tempat tumbuh kembangnya calon seorang Nabi yang agung.

Gelar yang disematkan kepada Sayyidah Maryam as yaitu:
  • Shiddiqah (Perempuan jujur, benar dalam perkataannya)
  • Muhaddatsah (seorang yang dapat berbicara dengan malaikat)
  • 'Abidah (Seorang ahli ibadah)
  • "Adzra (Seorang perempuan perawan)
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari keteladan dan keagungan dari Sayyidah Maryam as. Amin
Wallahu A'lam Bisshawab

Sumber Bacaan:
  1. Euis Daryati, Muslimah Idol; Napak Tilas Kehidupan Para Perempuan Teladan, 2015
  2. Sela Viviyani, Kisah Shahabiyah; Maryam binti Imran (Artikel) bisa juga dilihat di https://salam.ui.ac.id/kisah-maryam-binti-imran/ 
Oleh:
NURDIN ZAINAL
nurdinzainal@gmail.com

No comments:

Post a Comment