Saturday, April 25, 2020

PUASA DAN KONTROL SOSIAL

Secara etimologi puasa bermakna menahan (imsak) dan mengekang. Sedangkang menurut terminologi puasa bermakna menahan dan menekang diri dari segala hal yang membatalkan (makan, minum, berjima') mulai dari terbut fajar sampai dengan terbenamnya matahari. Wahbah Zuhaili menjelaskan bahwa puasa menurut Istilah adalah menahan diri pada siang hari dari hal-hal yang membatalkan puasa disertai niat oleh pelakunya, sejak terbutnya fajar sampai dengan terbenamnya matahari. Ibadah puasa bukan hanya pertama kali dilakukan oleh umat Muhammad Saw., akan tetap sejak dahulu para Nabi dan ummatnya melakuka hal demikian, seperti puasa Nabi Daud as., puasa Nabi Isa as., dan seterusnya. Sehingga ulama ushul fiqhi, memasukkan ibadah puasa ini sebagai syar'un man qablana seperti dengan ibadah qurban.

Terkait dengan kewajiban dan manfaat dari ibadah puasa, Allah Swt. berfirman di dalam QS. Al-Baqarah: 183 yang berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ 
Terjemahnya:Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Hikmah puasa pada ayat tersebut adalah agar orang yang berpuasa tersebut mendapatkan derajat taqwa. Taqwa dalam artian takut kepada Allah Swt. kemudian perasaan takut tersebut mendatangkan ketundukan dan kepatuhan terhadap semua yang diperintahkan Allah Swt. dan menghindari diri dari segala yang dilarang Allah Swt.

Kehadiran Ramadhan yang identik dengan kebersamaan fisikal dan spritual pada biasanya selalu diisi dengan buka puasa bersama, tarwih bersama, lebaran bersama. Namun untuk Ramashan kali ini kebersamaan fisikal tersebut dibatasi dengan adanya  upayapencegahan covid-19 yang tengah di alami oleh seluruh bangsa di dunia. Yang perlu digaris bawahi disini antara lain: Pembatasan ibadah berjamaah tentu tidak mengurangi  kualitas ibadah seseorang, Pembatasan kegiatan pada bulan ramadhan tentu tidak mengurangi keutamaan dan kesucian bulan ramadhan, Pembatasan silaturahmi tentu tidak mengurangi salah fungsi ibadah sebagai kontrol sosial.

Puasa yang kita lakukan hendaknya dapat menjadi kontrol sosila di tengah kekhawatiran dan kepanikan akibat covid -19. Puasa yang kita lakukan hendaknya di isi dengan hal-hal yang berfaedah seperti membaca al-Qur'an, menonotn video ceramah, menulis artikel, dan seterusnya. Dan tak sepantasnya puasa yang kita lakukan disertai dengan upaya dan usaha untuk memprovokasi ummat, menyebarkan hoax, menghina pemimpin, dan selalu berburuk sangka terhadap ulama. Hendaknya puasa yang kita lakukan terhindar perkataan dusta, perkataan sia-sia, perbuatan maksiat dan seterusnya.

Baca juga : Keistimewaan Ramadhan

Rasulullah Saw. bersabda di dalam beberapa hadis:
حدثنا سليمان حدثنا اسماعيل أخبرنى عمرو يعنى ابن أبى عمرو عن ابى سعيد المقبري عن ابى هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم رب صائم حظه من صيامه الجوع والعطش ورب قائم حظه من قيامه السهر (رواه أحمد)
Artinya: Rasulullah saw bersabda: “Berapa nayak orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagian dari puasanya melainkan lapar dan dahaga, dan berapa banyak orang yang shalat malam tidak mendapatkan bagian dari ibadahnya melainkan bergadang saja.
حدثنا آدم بن ابى اياس حدثنا ابن أبى ذئب حدثنا سعيد المقبرى عن ابيه عن ابى هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة فى ان يدع طعامه وشرابه (رواه البخارى)
Artinya: Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan keji dan berbuat keji, Allah swt tidak butuh orang tersebut untuk meninggalkan makan dan minumnya (berpuasa)”
ليس الصيام من الاكل و الشرب انما الصيام من اللغو و الرفث فان سابك احد او جهل عليك فلتقل: إنى صائم إنى صائم  (رواه ابن ماجه)
Artinya: “Puasa bukan hanya soal makan dan minum, namun puasa adalah menahan diri dari kata kata sia-sia dan kata-kata keji. Jika seseorang menghina anda atau membuat anda merasa tidak enak, katakan kepadanya: saya berpuasa, saya berpuasa”.

Ibadah puasa di tengah pandemi covid-19 sangat berperan penting sebagai kontrol sosial.ibadah puasa yang kita laksanakan hendaknya mampu menata kehidupan masyarakatke arah yang lebih baik. dengan ibadah puasa, rakyat diajarkan untuk lebih mementingkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Dengan ibadah puasa, masyarakat dibina untuk mengisi setiap aktivitasnya dengan hal-hal yang bernilai positif.

Ketika seorang berpuasa, tidak ada lagi hinaan dan cercaan kepada pemimpin mereka. Seperti menghina dan mencerca pemimpin terkait penggunaan istilah pulang kampung atau mudik. Ketika seorang berpuasa, tidak ada lagi kecurigaan kepada pemimpin mereka. Seperti kecurigaan terhadap rekayasa covid-19 dengan kemungkinan-kemungkinannya. Ketika seseorang berpuasa, tidak ada lagi benturan antara ulama dan pemimpin. Seperti membenturkan kebijakan MUI dengan peraturan pemerintah. Semoga kita betul-betul berpuasa!!!

Sumber Bacaan :

  1. Wahbah Zuhaili, Fiqhi Islam Wa Adillatuhu
  2. Sahih Bukhari
  3. Musnad Ahmad
Oleh :
TARMIZI TAHIR
Pengasuh Ma'had Aly dan
Dosen IAI As'adiyah Sengkang

No comments:

Post a Comment