Thursday, May 14, 2020

SHAUM MADRASAH RUHANI ALA JALALUDDIN RAKHMAT

Di Universitas Michigan, puluhan tahun silam diadakan sebuah konferensi yang dihadiri oleh puluhan Rektor Universitas Amerika. Para peserta seakan tersentak ketika Seorang Doktor "Benjamin E. Mays (Rektor Morehouse College, Georgia) berkata, "kita memiliki orang-orang terdidik yang jauh lebih banyak sepanjang sejarah. Kita juga memiliki lulusan-lulusan perguruan tinggi yang banyak . Namun kemanusiaan kita adalah kemanusiaan yang berpenyakit... Sekarang ini bukan pengetahuan yang kita butuhkan; kita sudah punya pengetahuan. kita sedang membutuhkan sesuatu yang spritual."

Mereka tersentak, karena menyadari bahwa selama ini Perguruan Tinggi telah menccetak manusia-manusia yang tidak utuh; manusia yang bernalar tinggi tetapi berhati kering, sarjana yang meraksasa dalam berbagai bidang  tetapi kering dalam kemanusiaan, kering dalam spritual. Menurut Jean Jaques Rousseau, semakin banyak orang pandai, semakin sulit menemukan orang-orang jujur. Rousseau menganggap semua penyakit kemanusiaan timbul karena manusia hanya mempertajam  akalnya saja dan mengesampingkan panggilan hati nuraninya. Ilmunya akan menggapai angkasa tetapi hatinya diperbudak kerakusan, iri hati, kebencian, kegersangan emosi dan penipuan, keterampilannya mampu menggerakkan gunung-gunung  tetapi tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri.

Jalaluddin Rakhmat mengatakan bahwa untuk memperoleh cahaya yang terang diperlukan upaya. Sebagaimana diperlukan sekolah untuk mendidik manusia-manusia intelektual, maka diperlukan pula madrasah ruhaniah untuk menghasilkan manusia-manusia taqwa. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 183
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ  
Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Penting bagi kita untuk melakukan evaluasi diri, mengambil pelajaran penting di madrasah ruhaniah yang Allah Swt. titipkan di bulan ramadhan yang bernama Shaum?. Sebagian diantara pelajaran itu adalah:

  1. Ikhlas, berarti beramal semata-mata karena mengharap keridhaan Allah Swt.  Shaum adalah latihan ikhlas, sebab shaum tidak kelihatan orang. Kelelahan fisik, kelesuan, mata cekung, bibir kering bukan menunjukkan shaum saja. Shaum hanya bisa dijalankan dengan ikhlas. Karena itu orang melakukan puasa tidak karena mengharap pujian manusia, tidak karena mendambakan kekayaan, tidka pula ditujukan untuk mempertahankan jabatan dan kedudukan. Dalam shaum kita dididik bahwa keridhaan Allah lebih besar daripada dunia dengan segala isinya. Ikhlas menunjukkan sucinya niat, bersihnya tujuan amal dan lepas manusia dari belenggu dan perbudakan dunia. Karena itu, bila puasanya berhasil, manusia tidak lagi membabi buta mengejar kekayaan dunia belaka yang hanya akan mengundang murka Allah; ia tidak lagi mempertahankan kekuasaan bila kekuasaan itu menghalanginya untuk mencapai ridha Allah; ia tidak lagi bersikeras mempertahankan harga diri jika justru hanya akan menjatuhkan dia dari rahmat-rahim Allah. Puasa sesungguhnya menegaskan bahwa keridahaan Allah jauh lebih besar dari segala-galanya.
  2. Pembersih Diri, Shaum mendidik manusia menghindari segala perbuatan yang tercela. Shaum mengajarkan agar lidah kita tidak mengeluarkan kata keji, menyinggung dan menyerang orang lain. Sebaliknya pun ketika kita dicemooh orang lain. Rasulullah Saw menyuruh untuk menjawab sederhana "inni shaum" (aku sedang berpuasa). Shaum mengajarkan kita mengendalikan pendengaran, dan seluruh anggota badan hingga getaran hati. Rasulullah bersabda: "Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa selain rasa lapar dan dahag (HR. Bukhari)." Derajat Taqwa tidak akan dicapai tanpa proses pembersihan diri. Cahaya ruhaniah tidak mampu menembus hati yang dipenuhi dengan dosa dan maksiat.
  3. Ihsan dan Ibadah, Dalam puasa, seorang muslim senantiasa diajarkan untuk membiasakan berbuat baik. Berbuat baik kepada makhluk Allah dan berbuat baik dalam menyembah Allah. Dibiasakannya memperbanyak sedekah, menolong orang lain, memasukkan kebahagiaan ke orang yang sedang kesusahan dan meringankan beban berat. Lidah senantiasa berzikir, rajin membaca Al-Qur'an, mendirikan sholat malam. dan berbagai kebaikan lainnya, yang pada intinya adalah bahwa puasa menganjurkan melaksanakan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar.
Andaikan Ketiga poin di atas dijadikan pelajaran dan ditanamkan dalam diri setiap orang mukmin, dunia tidak akan kehabisan orang-orang suci. Ketiga poin tersebut sanggup memberikan keharuan imani pada kegersangan intelektual, timbangan keadilan pada kepongahan kekuasaan, kelembutan kasih-sayang pada kekasaran kekayaan. keutuhan insani pada kemanusiaan yang bercacat. Rabbana taqabbal minna, innaka antas sami'ud du'a.

Sumber Bacaan:
  1. Al-Qur'an dan terjemahnya
  2. Jalaluddin Rakhmat, Renungan-Renungan Sufistik; Membuka Tirai Kegaiban, 2004

No comments:

Post a Comment