Thursday, May 21, 2020

TELAAH SURAH AL-QADR

Salah satu surah di dalam Al-Qur'an yang akan diuraikan pada tulisan kali ini adalah surah Al-Qadr yang merupakan surah ke 97 dalam urutan Mushaf, surah ini berada setelah surah al-Alaq. Para ulama tafsir (ahli Al-Qur'an) sepakat bahwa turunnya surah al-Qadr ini jauh setelah surah pertama (surah al-Alaq) diturunkan. Bahkan surah al-Qadr di golongkan dalam surah madaniyah (kumpulan surah yang diturunkan pasaca Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah.

Urutan surah al-Qadr dengan surah sebelumnya (al-Alaq) dapat dilihat munasabahnya, jika surah al-Alaq menyampaikan tentang perintah membaca dan salah satu bacaan itu adalah al-Qur'an, maka surah berikutnya membahas tentang turunnya al-Qur'an dan berbagai kemuliaan pada malam waktu turunnya (Nuzulul Al-Qur'an).

Malam Nuzulul Al-Qur'an itu jatuh pada malam ke-27 di bulan suci Ramadhan menurut kalender hijriyah. Yang di malam itu juga dijanjikan suatu malam yang sangat istimewa. khairun min alfisyahar, lebih mulia dari seribu bulan.

Pertanyaan yang bermunculan kemudian adalah, apakah malam itu hanya terjadi sekali saja, yakni ketika turunnya al-Qur'an? ataukah malam lailatul Qadr tersebut datang setiap bulan ramadhan?Sudah menjadi kesepakatan para ulama tafsir bahwa tidak ada lagi wahyu turun setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Kalaupun ia turun, kapan? apakah malam ke-27 atau malam ke 10 terakhir di bulan ramadhan, atau hanya pada malam-malam ganjil di bulan ramadhan? Apakah benar pada malam itu, terasa hening dan dingin, semesta alam dikelilingi cahaya putih seolah kabut tipis yang menandakan gambaran kemuliaan? Apa dan bagaimana dengan malam itu? pertanyaan inilah yang sering menggelitik  kita untuk mencari tahu jawabannya.

Satu yang pasti tentang lailatul Qadr bahwa malam itu wajib kita imani adanya. Bahwa malam tersebut adalah malam penuh berkah dan kemuliaan seperti digambarkan pada ayat 1 surah al-Qadr.
إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ  
Terjemahnya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
pada malam tersebut ditetapkan segala urusan besar dengan penuh kebijaksanaa dan keberkahan sebagaimana dijelaskan di dalam surah ad-Dukhan: 3
إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةٖ مُّبَٰرَكَةٍۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ  
Terjemahnya: sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.
Ta'rif Al-Qadr
Lafadz Al-Qadr di artikan sebagai:
  1. Kadar, ketetapan, timbangan, pengaturan. Maka lailatul Qadr diartikan sebagai malam yang sudah di atur dan ditetapkan oleh Allah Swt, sesuai surah Ad-Dukhan: 3. Al-Qur'an yang turun pada malam qadr diartikan bahwa pada malam itu Allah Swt sudah mengatur dan menetapkan perjalanan sejarah umat manusia baik kelompok maupun individu kepada yang yang benar.
  2. Kemuliaan, disebut juga malam qadar sebagai malam mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Qur'an, lafadz qadr yang diturunkan sebagai kemuliaan ditemukan dalam QS. Al-An'am: 91 ... وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦ "mereka itu tidak menghormati (memuliakan) Allah dengan penghormata yang semestinya..."
  3. Sempit, lafadz "sempit" dapat ditemukan dalam surah ar-Ra'd: 26 ...ٱللَّهُ يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقۡدِرُۚ "Allah melapangkan rezeki dan menyempitkan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dikatakan sebagai malam yang sempit karena pada malam itu malaikat-malaikat dan ruh (Jibril as) turun dengan izin Allah untuk mengatur segala urusan.
Ketiga poin di atas pada hakikatnya adalah benar, karena lailatul qadr adalah malam yang mulia yang apabila dapat diraih maka akan menetapkan masa depan manusia dan di malam itu para malaikat (saking banyaknya sehingga terkesan sempit) turun membawa kedamaian dan ketenangan di muka bumi.

Malam Kemuliaan
Malam Qadr adalah malam kemuliaan. Dalam surah al-Qadr; 2  وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ  "tahukah kamu tentang malam kemuliaan itu?" Lafadz maa adraka digunakan kurang lebih 13 kali dalam al-Qur'an, diantaranya: maa adraka maa thoriq..., maa adraka mal aqabah..., maa adraka maa yaum al fash..., dst. Kesemua potongan ayat tersebut bercerita tentang kehebatan dan keagungan Allah Swt. sepuluh diantaranya bercerita tentang kehebatan hari akhir, kesemuanya itu menyampaikan tentang kehebatan yang tidak dapat dijangkau oleh akal pikiran manusia kecuali dibarengi dengan iman.

Waktu Lailatul Qadr
Peristiwa penting dari lailatul qadr menurut al-Qur'an adalah peristiwa yang sangat luar biasa di bulan ramadhan. Di surah al-Baqarah: 185 
شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ... 
Terjemahnya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al'Quran 
Dengan menyandingkan surah al-Baqarah di atas dengan surah al-Qadr : 1 
إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ  
Terjemahnya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
Malam tersebut adalah malam penuh berkah dan kemuliaan. Jadi jelaslah bahwa waktu datangnya lailatul qadr adalah pada bulan ramadhan bertepatan dengan turunnya Al-Qur'an.

Pertanyaan yang muncul kembali adalah apakah malam qadr yang turunnya di bulan ramadhan hanya ada ketika wahyu Al-Qur'an turun (sesuai surah tadi) ataukah masih ada sampai sekarang di bulan ramadhan, walaupun wahyu sudah tidak turun lagi.

Mayoritas ulama berpegang pada pendapat bahwa lailatul qadr terjadi pada setiap bulan ramadhan, bahkan Rasullah Saw menganjurkan kepada umatnya untuk mempersiapkan diri termasuk jiwa untuk menyambut malam kemuliaan tersebut di malam ganjil 10 terakhir ramadhan. Turunnya Al-Qur'an 15 abad lalu yang terjadi pada bulan ramadhan tapi bukan berarti malam mulia itu hanya hadir pada saat itu saja. Dalam ayat Tanazalul malaikat war ruuh.. lafadz Tanazzul merupakan fiil mudhari (kata kerja yang berkesinambungan/present tense), artinya da hubungan yang terjadi antara saat ini dan masa yang akan datang dan hal itu akan terus menerus terjadi.

Lailatul qadr hanya akan bertemu dengan mereka yang terpilih saja, ibarat sebuah tamu agung yang dinantikan setiap penduduk dalam sebuah daerah maka tamu tersebut tidak mungkin mendatangi semua rumah penduduk, hanya mereka yang mensucikan jiwa dan mulia yang akan dipertemukan dengan jiwa yang tak terpelihara. Sehingga Nabi Saw menduga bahwa lailatul qadr akan datang 10 hari terakhir bulan ramadhan karena diharapkan manusia sudah mencapai satu tingkat kesadaran dan kesucian diri setelah berpuasa 20 hari sebelumnya sehingga dimungkinkan bertemu dengan malam mulia tersebut. Rasulullah Saw menganjurkan dan mempraktikkan i'tikaf di masjid pada 10 terakhir bulan ramadhan agar malam kemuliaan tersebut berkenaan menemui kita.

Lailatul Qadr yang pertama kali menemui Nabi Saw adalah ketika beliau menyendiri, menyucikan, dan menjernihkan diri (i'tikaf) di gua hira, ketika jiwa beliau telah mencapai kesucian maka turunlah Ruuh (Jibril) menyampaikan wahyu pertama kalinya, membawa ajaran dan membimbing beliau sehingga terjadilah perubahan total dalam sejarah perjalanan hidup Nabi Saw dan umat manusia. Begitu pula bagi kita yang dipertemukan dengan malam kemuliaan tersebut maka sejak malam itu malaikat akan turun guna menyertai dan membimbing manusia menuju kebaikan sampai tebit fajar kehidupannya kelak sampai hari kemudia, sehingga kita dianjurkan dalam beri'tikaf agar membaca bacaan doa dan Al-Qur'an serta bacaan-bacaan yang dapat memperkaya iman dan taqwa. 

Sumber Bacaan:
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur'an, 1994

Oleh:
EKAWATI HAMZAH
Dosen IAI As'adiyah Sengkang

No comments:

Post a Comment