Wednesday, June 10, 2020

RISALAH (1) AHLUSSUNNAH WALJAMAAH MENURUT KH. SYUKRON MA'MUN

Sumber Gambar : Tebuireng Online
Dengan timbulnya berbagai macam aliran dalam Islam sehingga banyak membawa keragu-raguan bahkan menjurus kepada keresahan umat. sehingga menarik di kesempatan kali ini kita mencoba mengurai salah satu pemikiran KH. Syukron Ma'mun terkait dengan pemahaman kita terhadap aliran Ahlussunnah Wal-Jama'ah. 

Dan insya Allah pada tulisan ini yang terkait dengan Ahlussunnah Wal-Jamaah kita akan bagi ke dalam beberapa risalah, agar kajian tentang ini bisa kita tuntaskan dengan baik.

Ahlussunnah Wal-Jamaah adalah golongan terbesar umat Islam yang mengikuti sistem pemahaman Islam, baik dalam tauhid dan fiqhi dengan mengutamakan dalil Al-Qur'an dan Hadis dari dalil akal. Sebagaimana sunnah Rasulullah SAW dan sunnah Khulafaurrasyidin r.a. 

KH. Syukron Ma'mun menyampaikan bahwa kita tidak punya hak untuk mendefinisikan Ahlussunnah Wal-Jamaah karena menurutnya Ahlussunnah Wal-Jamaah bukan miliki NU, tetapi ia adalah universal milik mayoritas umat Islam di dunia, kita hanya mengikuti pengakuan yang telah diakui oleh mayoritas Islam yang mengaku dirinya Ahlussunnah. Oleh sebab itu apa yang dinyatakan oleh hadratus syaikh KH. Hasyim Asyari: "Nahdhatul Ulama beraqidah Ahlussunnah Wal-jamaah berhaluan salah satu dari mazhab  yang empat; Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali, merupakan definisi yang diakui dunia Islam. Kalau ada orang beraqidah selain di atas sebaiknya keluar dari NU atau tidak mengaku NU.

Nah, untuk itu kita mencoba memberikan gambaran siapakah sesungguhnya golongan Ahlussunnah Wal-Jamaah? Untuk menguatkan hal tersebut kami sampaikan beberapa hadis.
 عَنْ أَنَسٍ:  اِنَّ اُمَّتِىْ لَاتَجْتَمِعُ عَلَى ضَلَالَةٍ فَاِذَا رَاَيْتُمْ اخْتِلَافًا فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ الأَعظَمِ
Artinya: "Dari Anas: Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat atas kesesatan, maka apabila kamu melihat perbedaan pendapat maka kamu ikuti golongan yang terbanyak. (Faidhul Qadir Juz II. Hal. 431)
فَاءِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِىْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّيْنَ الرَّاشِدِيْنَ تَمَسَّكُوْا بِهَا وَعَضُّوْا  عَلَيْهَا باِلنَّوَاجِذْ
Artinya: "Sesungguhnya barangsiapa yang hidup diantara kamu setelah wafatku maka ia akan melihat perselisihan yang banyak, maka hendaknya kamu berpegangan dengan sunnahku dan sunnah Khulafaurrasyidin yang mendapat hidayah, peganglah sunnahku dan sunnah khulafurrasyidin dengan kuat dan gigitlah dengan geraham. (Sunan Abi Daud Juz IV. hal. 201)
اِنّّ بَنِىْ اِسْرَائِيْلَ تَفَرَّقَتْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيِنَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتَى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ مِلاَّةً كُلُّهُمْ فِى النَّارالاَّ ملَّةً وَاحِدَةً قاَلُوا وَمَنْ هِىَ يَارَسُول الله قال مَااَنَا عَلَيْه واَصْحَابِى
Artinya: "Sesungguhnya Bani Israil pecah menjadi 72 golongan dan ummatku akan pecah menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan, mereka bertanya; siapakah yang satu golongan itu ya Rasulullah? Rasulullah menjawab; mereka itu yang bersama aku dan sahabat-sahabatku. (Sunan Tirmidzi juz. V, hal. 26)
Semoga nantinya pada tulisan ini memberikan manfaat bagi kita semua untuk memahami konsep teologi dari Ahlussunnah Wal-Jamaah. [bersambung]

Sumber Bacaan:
KH. Syukron Ma'mun, Risalah Pemantapan Ahlissunnah Wal-Jamaah, (Tanpa Penerbit; Jakarta, 1988)

1 comment: