Saturday, June 6, 2020

TANGGUNG JAWAB ULAMA ISLAM

Diantara kita pernah menyaksikan betapa banyak air memancar dari mata air yang bersih dan jernih? Namun, ketika sudah mengalir ke selokan dan sungai, perlahan-lahan air itu menjadi tercemar dan kotor. Kadang-kadang, pencemaran yang terjadi padanya dapat dilihat  oleh mata dan juga terkadang tidak.

Pencemaran yang tampak oleh mata bisa terjadi manakala tanah dan lumpur bercampur ke dalamnya. Kadang-kadang, air itu melewati suatu tempat yang disitu ada sekelompok hewan dan kemudian bercampur dengan kotoran hewan. Dengan demikian, warna air itupun akhirnya berubah. Pencemaran yang terjadi padanya mungkin juga tidak bisa dideteksi oleh mata telanjang. Sewaktu anda melihat dan memeriksanya, air itu tampak bersih dan seolah-olah sama sekali tidak berbeda dari air yang masih ada dimata air. Namun, ketika salah seorang penduduk mandi menyelam ke dalam sungai tersebut, ia pun terkena penyakit menular. Padahal ia tidak melihat sesuatu apapun dalam air. Sebenarnya, di dalam air itu, ada kuman-kuman sangat kecil yang tidak dapat di lihat oleh mata telanjang, kecuali bila ia manusia menggunakan mikroskop. Kuman-kuman inilah yang menyebabkan air menjadi tercemar. Untuk membuat air sungai itu steril, mungkin diperlukan alat khusus.

Hal serupa juga terdapat dalam urusan-urusan spritual. Dengan kata lain, semula mata air spritual itu bersih dan suci dari segala bentuk kotoran dan pencemaran. Namun, karena bersentuhan dengan berbagai corak pemikiran lain, maka mata air ini akhirnya secara perlahan-lahan menjadi tercemar. Atau, pencemaran ini terjadi karena sering  berpindah tangan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pencemaran dan kerusakan ini bisa berupa sesuatu yang tampak oleh mata telanjang dan juga bisa berupa sesuatu yang sama sekali tidak terlihat oleh mata  kecuali para ahli spesialis yang membidangi masalah ini. Ini disebabkan mereka memiliki alat yang bisa melihat dan mendiagnosa pencemaran itu. Upaya untuk mensterilkan air yang sudah tercemar ini bisa dilakukan dengan alat tertentu. begitu juga halnya dengan hal-hal yang berkaitan dengan berbagai masalah spritual.

Menurut Imam Khomeini, sudah saatnya para ulama, para ustadz lebih banyak memperhatikan aspek-aspek spritualitas, sebaliknya para pelajar juga agar giat untuk menempa diri supaya bisa menciptakan karakter (malakah) yang kuat bagi dirinya menjadi orang yang selalu rajin mensucikan diri dan ini adalah tugas yang sangat penting bagi mereka.

Sesungguhnya anda memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk mewujudkan masyarakat yang amanah dan taat terhadap ajaran agama Islam. Satu hal yang perlu direnungkan bahwa jika sekiranya seorang ulama, ustadz, guru dan dosen atau siapan anda yang memiliki posisi penting di mata masyarakat awam melakukan sedikit saja kesalahan atau kekhilafan. Mereka tidak hanya melihatnya sebagai satu kasus individual saja tapi ia melihatnya sebagai wakil dari keulamaan. Orang-orang itu tidak akan mencoba menganalisis perilaku menyimpang dari para ulama atau mencoba menjustifikasi atau mencoba menfasirkan dengan tafsiran-tafsiran  pembelaan terhadap si alim. Jika tukang sayur atau penjual minyak wangi melakukan kesalahan atau perbuatan tidak pantas, mereka akan melihat itu hanyalah sebagai kasus partikular saja, namun jika yang melakukannya adalah ulama dengan serta-merta dituduh semua ulama melakukan hal yang tidak pantas.

Tugas sebagai ulama dan santri sangatlah tidak ringan. beberapa hadis yang dinukil di bawah ini, semoga menjadi informasi dan sedikit menggugah perihal tugas-tugas utama para ulama, sebagai berikut:
"Rasulullah Saw bersabda, Ada dua golongan dari umat jika keduanya baik maka umatku akan menjadi baik dan jika keduanya buruk maka umatnya juga akan menjadi buruk. Kedua golongan itu adalah ulama dan penguasa." 
"Rasulullah Saw bersabda, "Kaum Hawariyun berkata kepada Isa as. Wahai Ruhullah!, Dengan siapa kami ini harus bergaul? Isa as berkata, Dengan orang yang akan mengingatkanmu kepada Allah, membuatmu antusias melakukan amal baik dan menambah ilmu kalian." 
"Dari Abu Abdillah, dia berkata, "Rasulullah Saw bersabda, para fukaha adalah putra-putra Rasul selama mereka tidak mencintai dunia. Rasulullah Saw ditanya, apa yang menyebabkan  mereka menyukai dunia? Jawab Rasul, (Karena mereka) mendekati kekuasaan. Rasulullah Saw menegaskan, jika mereka melakukan demikian, waspadailah agama mereka!"(Al-Kafi Jus I, hal. 46)"
"Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Karramallah Wajhah, berkata, Apa yang diperhitungkan Allah terhadap para ulama adalah agar mereka tidak melayani kedzaliman kaum dzalim dan tidak membawa kesulitan kepada kaum yang di dzalimi. (Nahjul Balaghah, Khutbah Syiqsyiqiyyah) "
Seorang ulama yang kharismatik dan alim adalah mereka yang memiliki tanggung jawab terhadap kemaslahatan umat dan kehadirannya ditengah umat cukup mendorong orang untuk mengingat kepada Allah. 

Sehingga sangat menyedihkan jika ada seorang ulama melakukan perbuatan nista dan selalu membebaskan imajinasi-imajinasi kemaksiatan akan menjadi racun berbahaya bagi umatnya. Saat orang awam melakukan tindakan nista tidak banyak membawa dampak sosial yang besar, ini berbeda secara diametrikal dengan perbuatan yang tidak pantas dari seorang ustadz atau ulama. Karena seorang ustadz atau ulama yang fasik akan menyeret umat pada jurang kerusakan. Jadi, jika ustadz atau ulama rusak maka masyarakat juga akan rusak. Semoga kita semua terhindari dari perbuatan-perbuatan nista dan buruk.

Sumber Bacaan:
  1. Murthada Mutahhari, Islam dan Tantangan Zaman, (Cet.I; Bandung: Pustaka Hidayah, 1996)
  2. Imam Khomeini, Manajemen Nafsu, diterj. Salman Fadhullah, (Cet. I; Jakarta: Al-Huda, 2010)
Oleh:
NURDIN ZAINAL
nurdinzainal@gmail.com

No comments:

Post a Comment