Wednesday, September 23, 2020

Pengantar PRA, RRA dan Pengelolaan Program Kegiatan Bersama Masyarakat


Salah satu fungsi paling pokok seorang pengorganisir, baik yang memang berasal dari masyarakat setempat ataupun berasal dari luar, adalah memfasilitasi rakyat yang diorganisir dengan baik.

Masyarakat harus senantiasa terus menerus diajak berpikir dan menganalisis secara kritis keadaan dan masalah mereka sendiri. Hanya dengan demikian mereka akan mampu memiliki wawasan baru, kepekaan dan kesadaran memungkinkan mereka memiliki keinginan untuk bertindak, melakukan sesuatu untuk merubah keadaan yang mereka alami. Tindakan mereka itu kemudian dinilai, direnungkan kembali, dikaji-ulang untuk memperoleh wawasan baru lagi, pelajaran berharga yang akan menjaga arah tindakan-tindakan mereka berikutnya.

Mengorganisir masyarakat adalah bukan pekerjaan mudah apalagi peneliti pemula, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan serta langkah yang harus dikuasai, seperti bagaimana mempersiapkan masyarakat sendiri untuk menjadi pelaku utama dalam aksi tersebut dan tanpa terkesan bahwa mereka digurui. Masyarakat harus senantiasa dilibatkan dalam setiap hal dari sejak tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak-lanjut suatu aksi. Merekalah yang akan menentukan aksi serta tujuan-tujuan yang ingin mereka capai.

Lalu peran peneliti luar atau pengorganisir masyarakat dalam seluruh proses rangkaian aksi tersebut, apa? Tak  lebih adalah hanya sebagai fasilitator yang membantu masyarakat menemukan cita-cita dan harapannya secara sistematis termasuk menyediakan informasi penting yang mereka butuhkan dari luar.

Mengorgansir masyarakat, tentunya memiliki tujuan untuk mencapai perubahan sosial yang lebih baik, lebih besar dan lebih luas. Namun, masih cukup banyak pengorgansir masyarakat yang sering kesulitan merumuskan apa yang mereka perjuangkan dalam jangka panjang. Sehingga menurut Agus Afandi sebagai instruktur dalam kegiatan Shortcourse Pengabdian Kepada Masyarakat Dirjen Pendidikan Islam Tahun 2020 bahwa pengelolaan program atau kegiatan bersama masyarakat harus melalui tahapan-tahapan terstruktur, mulai dari identifikasi masalah, perencanaan atau desain program, pelaksanaan dan pemantauan. Oleh karena itu harapan beliau kepada peserta pelatihan bahwa dalam mempersiapkan program kegiatan bersama masyarakat tidak asal-asalan, melainkan melalui persiapan yang terencana dan matang dalam program tersebut.

Dalam Pelatihan tersebut, Instruktur banyak memberikan simulasi, dimulai dari temuan problem yang sudah dirumuskan pada praktek dan simulasi Partisipatory Rural Appraisal (PRA) Dan Rapid Rural Appraisal (RRA). Pada dasarnya prinsip-prinsip PRA dan RRA adalah memutar kembali proses belajar masyarakat, memperbaiki kesalahan-kesalahan, triangulasi, menemukan keragamaan, mengutamakan fasilitas proses, membangun kesadaran kritis masyarakat dan tanggung jawab serta siap berbagi bersama dalam mewujudkan transformasi sosial yang lebih baik.

Selain itu, instruktur juga berbagi tentang bagaimana proses pengorganisasian yang baik, yaitu : mulai dari rakyat itu sendiri, masyarakat diajak berpikir kritis, melakukan analisis kearah pemahaman bersama, capai pengetahuan, kesadaran, perilaku baru, lakukan tindakan atau aksi serta evaluasi tindakan itu.

Proses pengorganisasian memerlukana tahapan-tahapan seperti berikut: memulai pendekatan, memfasilitasi proses, merancang strategi, mengerahkan tindakan, menata organisasi, membangun sistem pendukung.

Dalam keseluruhan proses atau langkah perumusan strategis tersebut, peserta pelatihan tetap jangan lupa bahwa dia harus membuatnya semudah mungkin dipahami oleh masyarakat.

Oleh : Nurdin, S.Fil.I., M.Fil.I (IAI As'adiyah Sengkang)



No comments:

Post a Comment