Saturday, May 16, 2020

NASEHAT (1) AG. KH. MUHAMMAD AS'AD AL-BUGISY

'Alim Allamah Anregurutta KH. Muhammad As'ad Al-Bugisy merupakan ulama besar yang terkenal dengan karya-karyanya yang monumental berupa buku kecil namun sarat akan makna. Terlebih beberapa karya Anregurutta yang disusun dalam bentuk syair seperti karyanya "Kaukabul Munir" (bidang Ushul Tafsir) dan Nailul Ma'mulnya (bidang Ushul Fiqhi). Juga terdapat karya Washiyyah Qayyimah (bidang akhlak) yang berisi tentang nasehat-nasehat Anregurutta yang disusun dengan syair. Penulis diperkenalkan dengan kitab tersebut oleh Anregurutta KH. Abunawass Bintang yang pada saat itu memberi pembekalan KKL Ma'had Aly As'adiyah dengan mengutip salah satu syair dari kitab tersebut.

Dalam kitab Washiyyah Qayyimah, Anregurutta KH. Muhammad As'ad Al-Bugisy memberikan nasehatnya tentang orang-orang yang sok tahu, sok pintar, sok kompeten terhadap sesuatu padahalia tidak berkompeten. Hal ini menurut penulis sangat relevan dengan kondisi sekarang, dimana seseorang bisa seenaknya tampil kedepan memberikan pendapatnya bahkan berani menyalahkan orang lain akan tetapi sesungguhnya ia tidak mempunyai otoritas keilmuan terhadap masalah tersebut. Anregurutta KH. Muhammad As'ad Al-Bugisy berpesan:
وقل الحق ان سئلت ولا تأ # نف من لا ادرى فتلقى العثار
Bettuanna : Poadai tongengnge narekko ri tanaiko, na aja lalo mumabangka poadai de' wissengi. Mulolongeng nitu atassalangengnge narekko mabangka'ko poadai, narekki de metto muissengngi.
Artinya: Katakanlah kebenaran jika engkau ditanya, dan janganlah malu berkata: Saya tidak tahu. Engkau akan mendapatkan keburukan jika malu mengatakannya, jika memang engkau tidak mengetahui 
Di era digital seperti sekarang ini, semua orang memang ingin memperlihatkan kemampuannya dan ingin menjadi pusat perhatian. Sehingga dengan mudahnya menyebarkan hal-hal yang bersifat kontroversi dan provokatif. Dengan isu yang kontroversi dan provokatif tersebut, mereka dengan mudah menyalahkan dan menyesatkan ahli hadis. Dengan pengetahuan seadanya tanpa otoritas keilmuan seorang yang baru kemarin belajar agama menyalahkan orang yang sejak kecil belajar tentang agama.

BACA JUGA : Metode Mendidik AG. KH. M. As'ad & Biografi AG. KH. M. As'ad

Dengan nasehat Anregurutta ini, memberikan penjelasan kepada kita agar supaya mengatakan kebenaran, mengungkapkan ilmu pengetahuan yang kita miliki kepada orang yang membutuhkan jawaban. Yang mesti digaris bawahi dalam menyampaikan ilmu pengetahuan, seseorang tidak boleh terpengaruh dengan faktor eksternal maupun internalnya. Misalkan ulama tafsir, dalam menafsirkan al-Qur'an ia tidak boleh terpengaruh kepada faktor eksternal misalkan pemerintah maupun tidak boleh mengikuti faktor internalnya seperti perasaannya. Begitu pula ulama fiqh di dalam mengeluarkan fatwanya tidaklah boleh terpengaruh kepada faktor eksternal dan internal kehidupannya.

Kemudian Anregurutta juga berpesan bahwa jangan malu mengatakan saya tidak tahu, jika memang tidak tahu (tidak berkompeten terhadap sesuatu). Orang yang menjawab sesuatu padahal ia tidak berkompeten, menurut Anregurutta akan mengalami kesesatan penuh dan menjadikan orang lain juga berada dalam kesesatan (dhillun mudhillun, sesat menyesatkan). Kita tidak boleh merasa malu, jika mengatakan saya tidak tahu, jika memang itu bukan keahlian dan bidang kita. Seorang ulama tafsir tidak boleh langsung memberikan fatwa fiqhnya, dan seorang ulama fiqh juga tidak boleh langsung memberikan tafsiran al-Qur'annya.

Wallahu A'lam Bi Shawwab.

Sumber Bacaan:
Alim Allamah Anregurutta KH. Muhammad As'ad Al-Bugsisy, Washiyyah Qayyimah

Oleh :
TARMIZI TAHIR
Pembina Ma'had Aly As'adiyah &
Dosen IAI As'adiyah Sengkang

No comments:

Post a Comment