Tuesday, May 19, 2020

NASEHAT (2) AG. KH. MUHAMMAD AS'AD AL-BUGISY

Pada tulisan kali ini, kami kembali mengutip salah satu syair yang berisi tentang nasehat-nasehat AG. KH. Muhammad As'ad Al-Bugisy yang masih sangat relevan dengan kehidupan kita saat ini. Tema nasehat Anregurutta pada tulisan kali ini adalah nasehat mengenai larangan untuk menuruti dan mengikuti kehendak semua orang. Sehingga terdapat kisah seseorang yang berjalan bersama anak dan keledainya. Ketika keduanya naik mengendari keledai, maka orang lain mencibirnya seraya berkata, kedua orang tersebut sedang menganiaya binatang, tidak ada rasa kasihannya. Ketika orang ini berjalan kaki dan anaknya menunggangi keledai, maka orang-orang disekitarnya juga mencibirnya seraya berkata, sungguh durhaka anak menunggangi keledai sedang ayahnya berjalan kaki. Ketika keduanya, ayah dan anaknya sama-sama berjalan kaki sambil menarik keledainya, datang lagi cibiran dari orang-orang disekitarnya, sungguh bodoh kedua orang itu, ia tidak bisa memanfaatkan keledai yang seharusnya ia tunggangi.

Salah satu nasehat Anregurutta KH. Muhammad As'ad Al-Bugisy adalah:
إن تطع أكثر البرايا يضلوا # ك فتلقى جهنم لك دار
Bettuanna: Narekko muturisiwi maegae tau, de tanapapusamu. Nainappani mulolongeng onrongmu rilalenna ranaka jahannama.
Artinya: Jika engkau mengikuti semua keinginan manusia, sungguh engkau akan tersesat. Kemudian engkau akan mendapatkan tempatmu di dalam neraka jahannam.

Nasehat Anregurutta ini menjelaskan kepada kita untuk tidak menuruti semua keinginan manusia. Ada diantara kita, yang mungkin karena ingin menyenangkan semua orang dan membuat mereka bahagia maka ia berusaha untuk menuruti semua keinginan manusia. Sehingga dengan usaha tersebut terkadang ia berkorban bahkan menyalahi perkataan terdahulu. Dan menurut Anregurutta orang yang berusaha menuruti keinginan semua orang jsutru akan mendapatkan siksaan api neraka.

Pada kehidupan kita sekarang, terkadang seorang ulama dikejar dan diperintahkan untuk menuruti semua orang. Misalkan ulama fiqhi jika ia berusaha mengikuti keinginan semua manusia, maka bisa saja ia memutuskan hukum fiqh, pada situasi tertentu ia katakan boleh dan pada sisi lain ia katakan tidak boleh. Juga seperti ulama tafsir jika ia berusaha mengikuti keinginan semua orang, bisa saja ia menafsirkan sebuah ayat berbeda dengan maksud dari asbabun nuzul dari ayat tersebut karena ada keinginan membuat orang lain senang dengan dirinya.

Sehingga seorang ulama, ustadz tidak boleh mengikuti semua keinginan umat manusia. Seorang ulama tidak boleh berusaha mencari-cari pembenaran terhadap kebijakan-kebijakan hanyak untuk mengikuti keiginan pemerintah. Seorang ulama tidak boleh melakukan semua cara hanya untuk berusaha memuaskan keinginan orang banyak. Sehingga menurut peneliti sekarang, muballigh cenderung memenuhi keinginan orang banyak, atau sponsornya, sehingga harus menyampaikan dakwah dengan penuh retorika yang beragam, penuh canda tawa, komedi dan lawakan. Dan pada akhirnya esensi agama atau nilai-nilai Islam tidak tersampaikan dengan baik.

Sehingga ada perkataan :"Iya masero sitinajae passeroe sappa bujung, tania bujunge sappa passero". Makna kalimat ini adalah muridlah yang seharusnya mencari guru untuk belajar, bukan sebaliknya guru yang mencari murid, karena ketika itu yang terjadi, barakka'na paddissengnge akan hilang. 
Wallahu a'lam bisshawab. 

Sumber Bacaan:
Alim Allamah Anregurutta KH. Muhammad As'ad Al-Bugsisy, Washiyyah Qayyimah

Oleh :
TARMIZI TAHIR
Pembina Ma'had Aly As'adiyah &
Dosen IAI As'adiyah Sengkang

No comments:

Post a Comment