Pondok Pesantren As'adiyah merupakan pondok pesantren yang memiliki pengaruh yang sangat luar biasa dan masih tetap eksis hingga sekarang. Pada dasarnya, As'adiyah terkenal sebagai lembaga pendidikan dan dakwah bukan organisasi kemasyarakatan. Dengan posisi sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, tidak membatasi ruang gerak warga As'adiyah dan sikap responsif mereka dalam bidang politik, budaya, sosial kemasyarakatan. Ulama dan alumni As'adiyah tidak membatasi diri mereka hanya pada bidang pendidikan dan dakwah saja, secara personal banyak alumni As'adiyah yang berkualitas sebagai politisi, budayawan, pakar sosial kemasyarakatan.
Begitu pula Pondok Pesantren As'adiyah berusaha untuk tetap eksis di tengah-tengah masyarakat dengan memperluas jangkauannya seperti Radio Suara As'adiyah yang pertama kali mengudarapada tahun 1968 dan As'adiyah Channel yang diluncurkan pada tahun 2020. Hal ini menandakan bahwa sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, As'adiyah berkehendak untuk menyebarkan edukasi dan dakwah kepada masyarakat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. As'adiyah berusaha menyebarkan pendidikannya dengan ciri ahlu sunnah wal jamaah dan menyebarkan dakwahnya dengan ciri moderat. Ahlu sunnah wal jama'ah terkenal dengan aliran yang tidak pernah mempertentangkan agama dan negara serta aliran yang tidak pernah bertentangan dengan pemerintah.
Prinsip Universal As'adiyah yang diajarkan oleh Anregurutta dahulu dan diteruskan oleh guru-gurutta setelahnya, setidaknya ada dua prinsip dasar, antara lain:
- Prinsip Kerjasama dan Tolong Menolong, Prinsip ini berdasarkan pada ayat suci al-Qur'an Surah Al-Maidah: 3 yang berbunyi: وتعاونوا على البر و التقوى (Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa. Prinsip ini tertuang dalam logo As'adiyah sebagai prinsip dasar yang berlaku secara universal bagi seluruh warga As'adiyah dimanapun berada. Hal ini menunjukkan bahwa ulama As'adiyah menghendaki warga As'adiyah untuk saling tolong-menolong dan bekerjasama dalam kebaikan dan taqwa. Sehingga yang tertanam dalam jati diri warga As'adiyah adalah sikap kepedulian sosial dan solidaritas. Sebaliknya, warga As'adiyah yang telah kehilangan jati dirinya jika tidak mempunyai kepekaan sosial, maka ia mempunyai sifat egoisme diri sendiri.
- Prinsip Ketaatan dan kepatuhan, prinsip ini juga berdasarkan pada QS. An-Nur : 51 yang berbunyi: انما كان قول المؤمنين اذا دعوا الى الله ورسوله ليحكم بينهم ان يقولو سمعنا واطعنا واولئك هم المفلحون (Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata: "Kami mendengar dan kami taat", dan mereka itulah orang-orang yang beruntung). Prinsip ini juga berlaku secara universal bagi warga As'adiyah. Anregurutta K.H. Abunawas Bintang dalam beberapa nasehatnya selalu menggunakan ayat ini sebagai dasar ketaatan seorang murid kepada gurunya. Begitu pula putra Anregurutta, Gurutta Dr. H. Kamaluddin Abunawas, saat memberikan informasi mendalam kepada penulis menyatakan bahwa As'adiyah menggunakan prinsip "Sami'na wa atha'na" terhadap pemerintah dan segala kebijakannya. Hal ini menunjukkan bahwa ketaatan seorang murid kepada gurunya adalah sebuah kemutlakan, begitu pula ketaatan seorang warga kepada pemimpinnya adalah sebuah kemutlakan. Jika suatu saat warga As'adiyah durhaka kepada gurunya, menyalahi dan memfitnah pemimpinnya maka sesungguhnya telah menghilangkan jati diri As'adiyah pada dirinya.
Konsep tersebut menjadi sebuah pedoman, tuntunan bagi setiap warga As'adiyah secara universal dalam melakukan setiap aktivitas yang nantinya mendapatkan ridha dari Allah Swt. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua.
Sumber Bacaan:
- Al-Quran dan Terjemahnya
- Wawancara Dr. H. Kamaluddin Abunawas (Warek IV UIN Alauddin Makassar)
- Tarmizi, Disertasi; Peran Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang Dalam Menjaga Eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (Telaah Atas Maqasid Al-Syariah).
Oleh:
TARMIZI THAHIR
(Pembina Ma'had Aly As'adiyah dan Dosen IAI As'adiyah)
No comments:
Post a Comment